Sampai saat ini, pemahaman masyarakat untuk menentukan seberapa TERANG lampu adalah dengan menentukan dayanya atau Watt-nya. Hal ini sudah terjadi sejak Lampu Pijar diciptakan oleh Thomas A. Edison. Percakapan yang biasa kita dengar adalah seperti “Saya ingin membeli lampu yang cahayanya 20 watt”.
Sejak lampu mulai di gunakan di Indonesia sekitar tahun 1920an sampai dengan sekarang, pemahaman membeli lampu dengan Watt itu masih melekat di masyarakat. Teknologi Lampu saat ini telah memasuki era Lampu LED yg sangat dinamis. INTENSITAS CAHAYA atau KUAT CAHAYA dapat dikreasikan oleh pabrikan sesuai kebutuhan masyarakat, sehingga penggunaan WATT dalam menentukan INTENSITAS CAHAYA sudah tidak tepat lagi ! Penentuan intensitas cahaya atau kuat cahaya adalah Luminous Flux, atau lebih umum dikenal dengan LUMEN.
Mulai saat ini, marilah kita mulai menggunakan kata LUMEN dalam membeli lampu; “Halo pak, saya mau membeli lampu 1000 lumen, ” namun sayangnya masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui cara menghitung kebutuhan LUMEN untuk luas ruangan yang diperlukan.
Cara sederhana untuk menghitung Lumen yang diperlukan untuk suatu ruangan (dengan tinggi ruangan antara 2,2 meter s.d. 3,5 meter) yaitu dengan menghitung LUAS RUANGAN dikalikan 100 lumen/m2. Contoh perhitungan sederhana dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Apabila ingin mengetahui lebih detail Intensitas Cahaya yang diperlukan untuk setiap jenis ruangan sesuai standar SNI, dapat dilihat disini.
Catatan : Pada tabel SNI tercantum nilai LUX (bukan Lumen), namun cukup mudah mengkonversinya :
1 LUX = 1 lumen/m².