Pada tanggal 17 Januari 2018, pengurus GAMATRINDO menghadiri undangan seminar dari KEI dalam acara KEIN MEETS THE CEO dengan topik “ Mengelola Potensi Ekonomi 2018” bertempat di Ballroom The Rizt Carlton, Pacific Place mulai jam 9.00 sampai jam 12.00. Acara diawali dengan pembukaan oleh Ketua KEIN, Sutrisno Bachir. Dalam sambutannya Sutrisno Bachir menyampaikan bahwa KEIN telah menyusun roadmap untuk empat klaster industri yaitu klaster industri agro, klaster industri maritim, klaster industri pariwisata, dan klaster industri kreatif. Pertanyaannya adalah bagaimana mempercepat proses industrialisasi tersebut. Sedangkan sebagai pembicara kunci adalah Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution. Menko Perekonomian menyampaikan bahwa kondisi global sangat mempengaruhi ekonomi dalam negeri. Permintaan global menurun sehingga penjualan fokus didalam negeri. Namun demikian tren ekonomi saat ini sudah menuju kearah yang benar, meskipun tren perbaikannya belum besar. Sehingga pada tahun 2018 merupakan momentum yang perlu dimanfaatkan oleh investor. Agar transformasi struktural, perubahan dari ketergantungan kepada sumber daya alam menuju industri dapat segera terjadi.
Dalam acara diskusi, banyak masukan yang diberikan oleh peserta. Yang pada intinya adanya peran yang lebih aktif dari KEIN dalam menjembati antara Pemerintah dengan pelaku usaha. Kepastian hukum dalam berusaha dan harmonisasi kebijakan dan regulasi antara kementerian termasuk yang disinggung. Pengurus GAMATRINDO mengusulkan agar KEIN bersama pemerintah membuat grand desain “Pasar Domestik Menjadi Basis Pembangunan Industri Dalam Negeri”. Salah satu caranya dengan harmonisasi kebijakan/regulasi sehingga terbangun keberpihakan Pemerintah kepada industri dalam negeri. Semenjak era reformasi ini, industri tumbuh dan berjuang dinegeri sendiri tanpa (banyak) intervensi Pemerintah. Yang terjadi adalah terbitnya ribuan regulasi yang membelenggu dan dapat menjebak industri dalam negeri kalau salah langkah. Sehingga pertumbuhan industri dalam negeri tidak secepat seperti dinegara-negara tetangga, apalagi kalau dibandingkan dengan negara Tiongkok. Sampai saat ini, intervensi Pemerintah masih sangat dirasakan dinegara-negara maju. Semua kebijakan dibuat oleh Pemerintah tersebut untuk melindungi industri dalam negerinya. Oleh karena itu, sesuai dengan karakteristik dan gaya kepemimpinan dinegara kita. Bahwa setiap ada pimpinan baru dilevel pemerintah manapun, selalu lebih cenderung membuat kebijakan baru, enggan untuk melanjutkan kebijakan pendahulunya meskipun kebijakan tersebut sudah baik. Oleh karena itu, sebaiknya KEIN tidak membuat target yang terlalu muluk-muluk untuk waktu jangka panjang. Cukup memanfaatkan sisa waktu yang ada dari pemerintahan Presiden Joko Widodo. Dan apabila ada skenario jangka panjang cukup sampai tahun 2024, sebagai antisipasi apabila Presiden Joko Widodo terpilih lagi untuk periode kedua. Sesuai dengan gaya kepemimpinan Presiden Jokowi bahwa semua permasalahan harus dapat diselesaikan dengan cepat. KEIN tentunya dapat mengidentifikasi semua permasalahan industri untuk dicari simpul permasalahannya. Selanjutnya simpul permasalahan disampaikan ke Pemerintah dan dalam waktu sampai tahun 2019 bersama pelaku usaha dapat diselesaikan. Sehingga dengan terselesaikannya simpul permasalahan tersebut, maka sebagian besar permasalahan dapat diatasi dengan segera. Tidak ada jaminan roadmap yang disusun oleh KEIN dapat diimplementasi dan dilanjutkan oleh Pemerintah berikutnya. Kita harus akui secara jujur, masih banyak kepentingan dinegara ini yang dapat dirasakan tetapi tidak dapat dilihat dan disentuh. Namun demikian, optimisme tetap kita jaga, karena hanya kita sendiri yang dapat merubah nasib bangsa ini. Semoga.