Pada tanggal 19 Juli 2016 pengurus GAMATRINDO menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Standardisasi Kemenperin di lantai 20 gedung Kemenperin. Acara tersebut bertujuan untuk membahas rencana bantuan dari pemerintah Jepang melalui lembaga JICA dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan dan menerapkan standar lampu LED, baik lampu LED untuk rumah tangga, maupun LED untuk penerangan lampu jalan atau LED luminer. Seperti diketahui bahwa pada saat ini sudah terbit standar nasional untuk lampu LED yaitu SNI IEC 62560 : 2015 untuk LED Swabalas dan SNI IEC seri 60598 : 2016 untuk LED Luminer. Kedua SNI tersebut merupakan hasil adopsi sepenuhnya dari standar IEC.
Tujuan dari kerjasama pemerintah Jepang dengan Kemenperin tersebut dimaksudkan untuk:
- Mengkaji kembali apakah SNI yang saat ini adopsi penuh dari ICE sudah mampu diterapkan dan sesuai untuk pasar di Indonesia.
- Meningkatkan kemampuan Laboratorium Uji agar mampu melakukan pengujian LED secara penuh di Indonesia.
- Membantu dalam pengaturan barang beredar, dimana produk lampu saat ini masih dipenuhi oleh barang non-standar.
- Meningkatkan kerjasama antara industri dalam negeri dan industri di Jepang.
Kerjasama ini direncanakan akan berjalan selama 3 tahun dalam bentuk capacity building dan bantuan peralatan uji.
Dari hasil diskusi dalam acara tersebut, cukup menarik bagi GAMATRINDO adalah bagaimana proses penerapan standar yang berlaku di negara industri seperti Jepang, serta diharapkan dapat diperoleh informasi / best practice yang bermanfaat sebagaimana telah dilakukan di Jepang, apalagi pemenang nobel bidang fisika diberikan kepada ilmuwan Jepang Profesor Isamu Akasaki, Hiroshi Amano dan Shuji Nakamura atas keberhasilannya mengembangkan lampu LED.
Menurut pemaparan yang disampaikan oleh tim JICA bahwa industri LED di Jepang bersama pemerintahnya mengembangkan standar lampu LED yang disesuaikan dengan kondisi dan karakter negara Jepang. Hal ini terjadi karena banyak hal yang masih perlu penjelasan dan masih terlalu melebar aspek-aspek yang ada di dalam standar IEC. Sedangkan perkembangan teknologi LED untuk lampu LED sangat dinamis dan unik sehingga setiap saat selalu berkembang yang tidak mungkin dapat ditampung oleh suatu standar yang ada sebelumnya.
Pada saat ini Jepang sedang menguji semacam uji public terhadap standar yang dikembangkan. Pemerintah Jepang sangat berkepentingan dengan pertumbuhan industri di negaranya, sehingga pihak Jepang mengajak keterlibatan pihak industri dalam menyusun regulasi. Jangan sampai penerbitan regulasi justru akan mematikan industri dalam negeri, karena regulasinya tidak tepat. Pihak JICA pun memahami bahwa pemberlakuan secara wajib harus dilandasi dengan kajian yang mendalam dan tidak tergesa – gesa.
Belajar dari pengalaman penerapan standar dari suatu negara industri seperti Jepang tersebut, pengurus GAMATRINDO dan anggota sudah berungkali melakukan pertemuan dan pembahasan dengan Lembaga Uji tentang wacana penerapan standar. Disamping itu, GAMATRINDO juga sudah beberapa kali memberikan usulan secara tertulis ke berbagai instansi pemerintah terkait.
Penerapan standar untuk lampu LED ini diharapkan dapat menghindari pengulangan kegagalan dalam penerapan standar lampu LHE/CFL. Diperlukan kesiapan tidak hanya semena-mena sektor industri dan lembaga uji saja, tetapi dukungan dari sektor lain yang terkait sangat diperlukan, agar tercipta iklim usaha yang kondusif dan terjadi persaingan yang fair.
Industri lampu dalam negeri sangat membantah bila dikatakan manja. Selama ini tidak ada fasilitas pemerintah yang diberikan dan dapat dimanfaatkan oleh industri lampu dalam negeri. Dengan segala upaya dan dengan “berdarah-darah” anggota GAMATRINDO masih dapat bertahan dan konsisten mengembangkan industrinya di dalam negeri. Dibandingkan sudah berapa produsen lampu merek terkenal yang berguguran dan hengkang dari Indonesia. Semoga rencana bantuan dari pemerintah Jepang dapat bermafaat bagi pertumbuhan industri lampu di dalam negeri dan tentunya GAMATRINDO akan mendukung sepenuhnya sepanjang akan memberi keuntungan kepada industri dalam negeri. Semoga.